Rabu, 14 Oktober 2015

Camera Angle atau sering disebut sebagai sudut pengambilan gambardengan kameramerupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menyampaikan pesan melalui penempatan kamera pada sudut dan ketinggian tertentu. Camera Anglebukan hanya masalah teknis semata, dengan menempatkan kamera dari sudut pandang yang tepat, maka akan mampu berbicara banyak hal dan menghasilkan nilai dramatik dalam sebuah adegan yang dapat mempengaruhi emosi penonton.
Secara umum Camera Angle dalam pengambilan gambar dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
  1. High Angle.
High Angle (bird Eye View) merupakan sudut pengambilan gambar yang dilakukan dengan menempatkan kamera lebih tinggi dari subyek yang diambil gambarnya. Pengambilan gambar bisa dari belakang, depan maupun samping. Tiga sudut pandang yang umum digunakan dalam pengambilan shot ini diantaranya (a) High angle shot, (b) Very high angle shot dan (c) Overhead shot (top angle).
contoh gambar high-angle-shot
Pengambilan gambar high angle shot
Dengan menggunakan high angle subyek dapat dicitrakan tidak mempunyai kekuatan, terkesan lebih kecil, menjadi lemah, merasa tertekan, kesedihan yang mendalam, inferior, maupun hal lain yang bersifat minor. Subyek-subyek dalam shot ini contohnya seorang terdakwa dalam sebuah persidangan, orang yang dieksekusi mati,  orang sakit dan lain sebagainya.
Selain digunakan untuk melemahkan posisi subyek, pegambilan gambar dengan high anglejuga bisa digunakan untuk menciptakan kesan yang luas pada sebuah area.
contoh pengambilan gambar high angle
Contoh pengambilan gambar high angle

high-angle-shot-solo-car-free-day
High angle shot – Suasana Solo Car Free Day

pengambilan gambar high angle kota solo
Pengambilan gambar high angle shot – Kota Solo
Pengambilan gambar high angle dapat menggunakan peralatan portal jib, jimmyjib, helicam, crane atau dengan alat apapun asal kamera dapat diposisikan lebih tinggi dari subyek.
  1. Normal Angle
Normal Angle (Stright Angle/Chest Level/Eye Level) merupakan teknik pengambilan gambar yang memposisikan kamera sejajar secara horisontal dengan ketinggian subyek, bisa setinggi dada ataupun setinggi penglihatan subyek.
posisi kamera normal-angle-shot
Posisi kamera normal angle shot
contoh pengambilan gambar normal angle
Contoh pengambilan gambar normal angle
Pengambilan gambar Normal Angle banyak digunakan pada adegan-adegan yang standar, baik saat dialog dalam film fiksi maupun pada saat wawancara pada film dokumenter.
  1. Low Angle
Low Angle (Frog Eye View) merupakan teknik pengambilan gambar yang memposisikan kamera berada lebih rendah secara horisontal dari subyek yang akan dibidik. Tiga sudut pandang yang umum digunakan dalam pengambilan shot ini diantaranya (a) Low Angle Shot, (b) Very low angle shot dan (c) botom angle
penempatan kamera low angle shot
Penempatan kamera low angle shot
Contoh low angle shot - Gapura Sriwedari Solo
Contoh low angle shot – Gapura Sriwedari Solo

Contoh gambar low angle shot - Pagi Bersepeda
Contoh gambar low angle shot – Pagi Bersepeda
Pengambilan gambar dengan Low Angle biasa digunakan untuk memberi kesan lebih kuat, berkuasa, kokoh dan superior. Subyek gambar bisa berupa manusia, binatang, arsitektur atau apapun. Pada beberapa kasus, pengabilan gambar dengan teknik ini biasa diambil untuk subyek raja agar tampak berwibawa, bangunan istana yang megah, dan lain sebagainya.

sudut pengambilan gambar

                              sudut pengambilan gambar
Camera Angle atau sering disebut sebagai sudut pengambilan gambardengan kameramerupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menyampaikan pesan melalui penempatan kamera pada sudut dan ketinggian tertentu. Camera Anglebukan hanya masalah teknis semata, dengan menempatkan kamera dari sudut pandang yang tepat, maka akan mampu berbicara banyak hal dan menghasilkan nilai dramatik dalam sebuah adegan yang dapat mempengaruhi emosi penonton.
Secara umum Camera Angle dalam pengambilan gambar dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
  1. High Angle.
High Angle (bird Eye View) merupakan sudut pengambilan gambar yang dilakukan dengan menempatkan kamera lebih tinggi dari subyek yang diambil gambarnya. Pengambilan gambar bisa dari belakang, depan maupun samping. Tiga sudut pandang yang umum digunakan dalam pengambilan shot ini diantaranya (a) High angle shot, (b) Very high angle shot dan (c) Overhead shot (top angle).
contoh gambar high-angle-shot
Pengambilan gambar high angle shot
Dengan menggunakan high angle subyek dapat dicitrakan tidak mempunyai kekuatan, terkesan lebih kecil, menjadi lemah, merasa tertekan, kesedihan yang mendalam, inferior, maupun hal lain yang bersifat minor. Subyek-subyek dalam shot ini contohnya seorang terdakwa dalam sebuah persidangan, orang yang dieksekusi mati,  orang sakit dan lain sebagainya.
Selain digunakan untuk melemahkan posisi subyek, pegambilan gambar dengan high anglejuga bisa digunakan untuk menciptakan kesan yang luas pada sebuah area.
contoh pengambilan gambar high angle
Contoh pengambilan gambar high angle

cara menentukan fokus pada kamera DSLR

Cara Menentukan Fokus pada Kamera DSLR yang Benar

Fokus Pada Kamera
Fokus adalah salah satu elemen penting dalam fotografi. Seberapa tepat penggunakan fokus akan menentukan hasil dari objek yang anda foto. Tidak jarang kita mendapatkan gambar yang blur, tidak jelas atau kurang tajam. Bukan perkara yang mudah untuk menguasai fokus pada kamera. Diperlukan keahlian yang mumpuni, karena kesalahan dalam menentukan fokus kamera akan membuat kualitas gambar yang dihasilkan jadi kurang bagus. Tentunya anda tidak ingin hasil foto anda mengalami hal itu bukan?

Untungnya di era digital ini mengatur fokus pada kamera digital bukanlah perkara yang terlalu sulit. Sebelum ditemukannya teknologi Auto Focus (AF) mencari titik fokus tidak semudah sekarang. Fotografer harus mencari fokusnya sendiri dengan cara memutar ring fokus pada lensa dan melihatnya dari viewfinder lalu menentukan hasil yang paling tajam menurut pengamatannya sendiri. Terdengar cukup rumit bukan? Seperti yang penulis bilang di atas tadi, satu kesalahan dapat membuat hasil foto kurang bagus. Kemudian zaman berkembang dan ditemukanlah teknologi Auto Focus yang memudahkan fotografer untuk mengambil dan mendapatkan gambar tanpa harus mengatur sendiri titik fokusnya. Dengan teknologi ini, kamera akan secara otomatis menggerakkan elemen lensa untuk mendapatkan hasil foto yang terbaik dan dalam waktu yang cukup singkat. Caranya pun cukup mudah, anda tinggal menekan shutter setengah lalu biarkan kamera bekerja mencari fokus serta menguncinya. Setelah itu akan terdegar bunyi “beep” sebagai tanda fokus telah terkunci dan anda pun siap mengambil gambar. Semua proses itu terjadi dalam waktu yang singkat, hanya sepersekian detik. Kecepatannya pun berbeda pada tiap kamera. Semakin canggih kamera akan semakin singkat waktu yang diperlukan untuk menemukan fokus.

Namun apakah benar teknologi Auto Fokus ini adalah cara terbaik menghasilkan foto berkualitas? Atau kah mencari fokus secara manual lebih baik dari Auto Fokus? Untuk membahasnya secara lebih detil, mari sedikit simak beberapa mode fokus yang ditawarkan pada kamera DSLR.  

1. One Shot AF/Single Area AF (AF-S)
Pada Canon anda akan menemukan One Shot AF sedangkan pada Nikon anda akan menemukan Single Area AF. Dari nama yang tertera pada mode ini nampaknya cukup jelas bahwa mode AF ini bahwa nantinya kita akan memilih satu titik fokus lalu kamera akan mencari kontras pada titik tersebut. Saat kita memencet tombol shutter setengah, kamera akan mengeluarkan bunyi “beep” dan mengunci fokusnya di titik tersebut. Ketika objek berpindah dan kita tetep pencet shutter setengah, fokus tidak akan berpindah secara otomatis. Bukaan yang besar biasanya dikombinasikan dengan mode ini. Akan sangat tepat menggunakan mode Auto Fokus ini untuk mengambil gambar objek diam atau tidak bergerak cepat seperti makanan, landscape, atau sekedar kondisi sehari-hari. Dalam mode ini pula, kita tidak dapat memencet shutter secara penuh sebelum kamera menguci fokus.

2. AI Servo AF/Continuous AF (AF-C)
Pada canon anda akan menemukan mode ini dengan nama AI Servo AF, sedangkan pada nikon anda akan menemukannya dengan nama Continuous AF atau AF-C. Mode ini tentu saja berbeda dari mode sebelumnya. AI Servo atau AF-C ini dirancang untuk mengambil foto objek yang bergerak seperti orang yang sedang berlari, mobil di jalanan atau hewan liar yang bergerak. Mode fokus ini dirancang untuk melacak gerakan objek yang akan difoto dan mengantisipasi arah gerakannya. Sehingga walaupun objek bergerak, gambar yang dihasilkan akan tetap tajam karena titik fokus akan terus memprediksi posisi objek. Saat objek foto bergerak cepat dan kamera dapat fokus dengan tepat, maka akan dihasilkan foto dengan latar belakang yang kabut terarah atau membentuk “motion blur”. Pada mode ini, semakin canggih kameranya makan akan semakin akurat trackingnya.