Pertolongan Pertama Pada Korban Sengatan Listrik
Pertolongan Pertama Pada Korban Sengatan Listrik
A. Akibat Aliran Listrik Dalam Tubuh
Arus yang mengalir melalui tubuh (tersengat listrik) dapat mengakibatkan:
- Jantung berhenti berdenyut
- Otot berkontraksi
- Pernafasan berhenti sebab pusat saraf di otak yang mengatur pernafasan lumpuh
- Luka bakar
B. Perawatan
- Minta pertolongan (berteriak)
- Matikan listrik (putus hubung/kontak)
- Amankan penderita dari bahaya fisik langsung
- Periksa denyut nadi dan pernafasan dan rawat si korban seperlunya
- Bila pernafasan dan denyut nadi sudah pulih, rawatlah luka bakar atau luka lainnya bila ada
- Pindahkan korban ke lokasi yang aman untuk perawatan selanjutnya
- Korban perlu selalu ditunggui selama tim dokter menangani korban
C. Langkah-langkah yang dilakukan
- Amankan korban dari bahaya
- Usahakan jalan udara untuk pernafasan lancar
- Bila ada muntah/darah atau benda lain dimulut korban, keluarkan segera
- Telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang, tarik rahangnya kedepan agar lidah tidak menutup lubang tenggorokan
- Lakukan pernafasan mulut ke mulut 3 sampai 4 kali secepat mungkin
- Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan urutan jantung (cardia resuscitation), dengan ketentuan:
- Untuk orang dewasa, frekwensi pengurutan dilakukan sebanyak 60 kali setiap menit
- Untuk anak kecil, frekwensi pengurutan sebanyak 90 kali setiap menit
Catatan :
- Hindari tekanan yang terlalu keras agar tidak mengakibatkan tulang rusuk korban rusak
- Upayakan pemulihan denyut nadi maupun pernafasan
- Pernafasan dari mulut ke mulut
- Terlentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang
- Buka mulut dan tarik nafas anda, kemudian tutup mulut dan tiupkan udara kemulut korban sekuat – kuatnya sampai rongga paru – paru terangkat
- Pijit hidungnya agar udara yang ditiupkan tidak keluar
- Amati turunnya dada kembali
- Faktor penentu adalah kecepatan dalam bertindak. Karena itu 3 atau 4 kali peniupan pertama dilakukan secepat mungkin
- Peniupan selanjutnya diulang lebih kurang 10 kali setiap menit
Catatan:
- Bila paru-paru tidak mengembang, segera periksa mulut, hidung atau kerongkongan
- Untuk anak kecil seyogyanya mulut si penolong mencakup hidung mulut korban, dengan frekuensi 20 kali setiap menit
- Bila satu dan lain hal, si penolong tidak dapat meniup melalui mulut, maka dapat dilakukan peniupan melalui hidung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar