Pertolongan Pertama Pada Korban Sengatan Listrik


Bahaya Listrik (20)

Pertolongan Pertama Pada Korban Sengatan Listrik

A.  Akibat Aliran Listrik Dalam Tubuh
Arus yang mengalir melalui tubuh (tersengat listrik) dapat mengakibatkan:
  1. Jantung berhenti berdenyut
  2. Otot berkontraksi
  3. Pernafasan berhenti sebab pusat saraf di otak yang mengatur pernafasan lumpuh
  4. Luka bakar

B. Perawatan
  1. Minta pertolongan (berteriak)
  2. Matikan listrik (putus hubung/kontak)
  3. Amankan penderita dari bahaya fisik langsung
  4. Periksa denyut nadi dan pernafasan dan rawat si korban seperlunya
  5. Bila pernafasan dan denyut nadi sudah pulih, rawatlah luka bakar atau luka lainnya bila ada
  6. Pindahkan korban ke lokasi yang aman untuk perawatan selanjutnya
  7. Korban perlu selalu ditunggui selama tim dokter menangani korban

C. Langkah-langkah yang dilakukan


  1. Amankan korban dari bahaya
  2. Usahakan jalan udara untuk pernafasan lancar
    • Bila ada muntah/darah atau benda lain dimulut korban, keluarkan segera
    • Telentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang, tarik rahangnya kedepan agar lidah tidak menutup lubang tenggorokan
    • Lakukan pernafasan mulut ke mulut 3 sampai 4 kali secepat mungkin
  1. Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan urutan jantung (cardia resuscitation), dengan ketentuan:
    • Untuk orang dewasa, frekwensi pengurutan dilakukan sebanyak 60 kali setiap menit
    • Untuk anak kecil, frekwensi pengurutan sebanyak 90 kali setiap menit

Catatan :
  • Hindari tekanan yang terlalu keras agar tidak mengakibatkan tulang rusuk korban rusak
  • Upayakan pemulihan denyut nadi maupun pernafasan


  1. Pernafasan dari mulut ke mulut
    • Terlentangkan si korban, tekuk kepalanya ke belakang
    • Buka mulut dan tarik nafas anda, kemudian tutup mulut dan tiupkan udara kemulut korban sekuat – kuatnya sampai rongga paru – paru terangkat
    • Pijit hidungnya agar udara yang ditiupkan tidak keluar
    • Amati turunnya dada kembali
    • Faktor penentu adalah kecepatan dalam bertindak. Karena itu 3 atau 4 kali peniupan pertama dilakukan secepat mungkin
    • Peniupan selanjutnya diulang lebih kurang 10 kali setiap menit

Catatan:
  • Bila paru-paru tidak mengembang, segera periksa mulut, hidung atau kerongkongan
  • Untuk anak kecil seyogyanya mulut si penolong mencakup hidung mulut korban, dengan frekuensi 20 kali setiap menit
  • Bila satu dan lain hal, si penolong tidak dapat meniup melalui mulut, maka dapat dilakukan peniupan melalui hidung